Ini cerpen PERTAMA yang gue bikin. Yaa jadi maap-maap aja deh kalo masih amatiran. Kan belom pengalaman ;;) Okeh happy reading ya!
"Fy, jangan nangis lagi dong" kata Rio
"..." tak ada jawaban dari Ify. Ia masih saja terus menangis.
"Fy, aku tau gimana perasaan kamu sekarang. Tapi aku mohon, jangan nangis lagi dong, Fy"
"Aku tau aku ga boleh egois. Tapi apa aku salah kalo aku harepin dia jadi milik aku? Apa aku..." kata-kata Ify terputus saat jari telunjuk Rio menempel di bibir mungil Ify.
"Ga ada yang salah, Fy. Semua manusia berhak untuk mencintai dan dicintai. Yang diperlukan hanyalah ketulusan" jawab Rio menenangkan.
"Makasih ya, Yo. Kamu adalah sahabat terbaikku" kata Ify sambil tersenyum.
'Sahabat? Hanya sahabat? Aku harap lebih dari itu, Fy' kata Rio dalam hati.
"Yaudah yuk kita pulang" ajak Ify. Rio hanya tersenyum miris.
Malam hari di kamar Rio..
"Ya Tuhan, aku sayang dia. Aku cinta dia. Tolong jaga dia untukku. Jangan buat dia menangis lagi. Karna aku tak sanggup untuk melihat air matanya..." gumam Rio sambil melihat rembulan yang indah di balkon kamarnya. Lalu Rio mengambil gitarnya dan menyanyikan sebuah lagu yang mungkin pas untuk suasana hatinya.
Kuingin kau tau
Diriku disini menanti dirimu
Meski kutunggu hingga ujung waktuku
dan berharap rasa ini kan abadi untuk selamamanya...
Suara petikan gitar yang merdu dengan suara Rio yang indah membuat suasana malam itu sangat damai bagi siapapun yang mendengarnya. Tak terkecuali Rio yang sedang galau.
"Kapan kamu tau perasaan aku, Fy?" tanya Rio seolah-olah ada Ify dihadapannya.
"Ah daripada galau mending tidur" kata Rio pada dirinya sendiri. Ia pun meletakkan gitarnya kembali pada tempatnya dan menuju tempat tidurnya. Dia membaringkan tubuhnya lalu memejamkan matanya. Berharap hari esok sedamai malam ini dan apa yang diinginkannya terkabul.
Keesokan harinya dikamar Ify...
"Fy, bangun. Udah siang tuh! Mau sekolah ga? Noh Rio udah nunggu" kata Iel, kakak Ify.
"Hmm.. Iya iya aku bangun" jawab Ify ogah-ogahan sambil mengucek kedua matanya. Lalu Ify berjalan menuju kamar mandi. 10 menit kemudian Ify sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ify bergegas turun untuk menemui keluarganya dan Rio.
"Pagi semuanya!" sapa Ify.
"Pagi, Fy!" jawab keluarga Ify dan Rio (-_-)
"Fy, mau sarapan dulu ga?" tanya mama Ify.
"Enggak ah, ma! Disekolah aja. Kasian Rio udah lama nunggu" kata Ify sambil melirik Rio.
"Yaudah tapi jangan lupa makan ya?"
"Sip, ma! Ify sama Rio berangkat dulu yaa"
"Iya hati-hati. Nak Rio jagain Ify ya. Kalo nakal cubit aja" pesan mama Ify.
"Hehe iya tenang aja tante. Nanti kalo Ify nakal Rio cubit kok tante" kata Rio sambil tertawa. Ify hanya manyun.
"Yuk Fy kita berangkat!" ajak Rio. Ify mengangguk dan langsung menuju mobil Rio.
Mereka pun menuju sekolah
Ditaman depan sekolah...
"Yo, itu ada apaan sih? Kok rame banget?" tanya Ify heran
"Gak tau, Fy. Kita lihat aja yuk!" ajak Rio.
"Misi misi! Eh ada apaan si?" tanya Ify pada siapapun yang bisa jawab.
"Itu tuh si Debo nembak Acha" jawab salah seorang teman Ify yang ada disitu.
"Hah? Mana mana minggir!"usir Ify.
Lalu Ify sampai juga didepan barisan. Alangkah terkejutnya Ify melihat kejadian yang ada didepan matanya.
"Cha, aku mau jujur tentang perasaanku selama ini. Kamu udah berhasil bikin aku berhasil bikin aku gelisah, dan kamu juga udah bikin aku... JATUH CINTA!!" ujar Debo jujur. Ify yang melihat hal tersebut sangat sakit mendengarnya. Apa yang diharapkannya selama ini pupus sudah. Setitik cairan bening jatuh dari ujung pelupuk mata gadis manis itu.
"Mmm. Jadi, Cha. Mau gak jadi pacar aku?"pinta Debo sambil menyodorkan setangkai mawar merah.
"Iya aku mau kok, De" terima Acha tersenyum sambil menerima mawar pemberian Debo.
"Beneran, Cha? Serius?" tanya Debo tak percaya.
"Iyaa Debo sayang" ujar Acha manja.
"Yeeyy makasih ya, Cha!" kata Debo girang lalu refleks memeluk Acha. Ify yang tadi menangis, begitu melihat kejadian barusan tambah keras lagi nangisnya. Rio baru sadar kalau sedari tadi Ify disampingnya melihat adegan barusan. Lalu Rio menatap sekilas wajah sayu Ify. Dilihatnya mata sembab Ify yang habis menangis. Ify mengusap air matanya lalu pergi meninggalkan tempat itu. Rio berlari mengejarnya. Karna letak taman yang berseberangan dengan sekolah, maka Ify harus menyebrangi jalan untuk sampai di sekolahnya. Tapi pada saat ingin menyebrang, tiba-tiba ada sebuah sedan putih yang melaju sangat kencang. Rio yang melihat mobil tersebut mendekati Ify langsung berlari ingin menyelamatkan Ify.
"IFYYYYY AWAAAASSS!!!!!! pekik Rio sambil berlari. Rio mendorong tubuh Ify dan..
BUGG!!
Kecelakaan telak tak dapat dihindari lagi. Ify yang dipinggir jalan karna jatuh didorong Rio pun selamat. Namun, hanya lutut nya saja yang terluka. Lalu ia melihat ke tengah jalan dan tersentak kaget karna melihat sahabatnya terbaring lemah disana.
"RIOOOO!!!!" teriak Ify histeris. Sakit dilutut yang tadi mendera Ify kini tak terasa lagi oleh Ify. Perasaan dihatinya tentang sahabatnya mengalahkan sahabatnya. Ify menghampiri Rio.
"Rioo.. Jangan tinggalin akuu.." jerit Ify sambil memangku kepala Rio dikakinya.
"Fy, ka.. kamu ga..papa?" tanya Rio terbata-bata.
"Kamu ini dalam kondisi seperti ini masih bisa tanya keadaan aku?! Aku gapapa, Yo! Yang terpenting sekarang kamu selamat!" marah Ify sambil menangis. Rio tersenyum. Saat-saat seperti inilah yang ditunggu Rio dari dulu. Ify yang peduli pada Rio yang selalu ada disampingnya.
"Syukurlah. Ja.. jangan nangis lagi la.. lagi y.. ya, Fy" kata Rio lalu memejamkan matanya.
Rumah sakit..
"Yo, kamu kenapa nolongin aku? Harusnya kamu ga nolongin aku! Lebih baik aku yang gantiin posisi kamu, Yo!" isak Ify.
"Udah, Fy. Ini semua Rio lakuin karna dia sayang sama lo, Fy!" kata Alvin, sahabat Rio.
"Maksudnya?" tanya Ify.
"Dia itu sayang ke elo lebih dari sekedar sahabat. Dia itu cinta sama lo. Asal lo tau aja. Lo itu cinta pertama dia" jelas Alvin.
"Hah?" tanya Ify tak percaya.
"Ga ngerti lagi? NDESOO! Lo sih ga peka banget! Tiap lo cerita soal Debo didepan dia, hatinya sakit banget! Tapi dia berusaha buat tegar. Dia ga mau ngeliat air mata lo jatuh cuma gara-gara Debo" kata Alvin panjang lebar.
"Jadi selama ini Rio ngorbanin perasaannya cuma buat ngeliat aku tersenyum?"
"Iya. Baru tau kan lo? Rio selama ini udah berkorban banyak buat lo!" Ifyterpaku mendengar penjelasan Alvin. Dia melihat Rio yang sedang terbaring lemah di kasur. Dia tak menyangka bahwa sahabat kecilnya itu cinta padanya. Lalu Rio menggerakkan jari tangannya.
"Rio udah sadar! Tante Rio udah sadar!" teriak Ify bahagia.
"Panggil dokter!" suruh mama Ify.
"Ma, Rio mau pamit" lirih Rio.
"Emang Rio mau kemana, nak?" tanya mama Rio heran.
"Rio udah ga kuat lagi. Rio mau pergi. Peluk Rio dong ma, pa!" Kedua orang tua Rio memeluk Rio.
"Fy.."panggil Rio.
"I.. Iya, Yo"
"Jangan nangis lagi dong!" pinta Rio. Ify lalu segera menghapus air matanya.
"Fy, aku minta mulai detik ini jangan ada lagi air mata yang jatuh dari matamu lagi. Aku tau Alvin udah cerita tentang perasaan aku kekamu kan?" tanya Rio sambil melirik Alvin. Alvin hanya nyengir.
Lanjutan ntar ya soalnya aku capek
"Itu bener, Fy. Aku cinta sama kamu. Kamu adalah cinta pertama dan terakhirku. Maaf kalo aku udah ga bisa jaga kamu lagi. Tapi sekarang ada pengganti aku kok yang bakal jagain kamu. Yaitu Alvin!" tunjuk Rio pada Alvin. Alvin cengo.
"Hah? Apa-apaan lo, Yo?!" kesal Alvin.
"Alvin suka sama kamu, Fy" kata Rio lagi. Muka Alvin merah padam. Alvin gugup. Ify melihat wajah Alvin sekilas.
"Lo mah rese, Yo!" sahut Alvin kesal.
"Yaudah. Aku mau pamit. Kalo aku pergi kalian jadian ya? Sebelum aku pergi, aku mau peluk Ify. Sini dong, Fy!" rengek Rio. Ify memeluk Rio.
"Aku cinta kamu, Fy. Simpan aku dalam hatimu. Aku akan selalu ada disampingmu. Love you!" bisik Rio saat Ify memeluknya. Lalu Rio menghembuskan napas terakhirnya dan mengendurkan pelukannya.
"Yo? Rio?" panggil Ify bingung karna Rio melepaskan pelukannya. Alangkah terkejutnya Ify melihat Rio pergi dalam pelukannya.
"Aku janji Yo ga akan nangis lagi. Mulai detik ini. Dadah Io.." kata Ify tersenyum.
Selesai pemakaman..
"Yang tenang ya Yo disana" ujar Ify.
"Fy, aku mau ngomong sesuatu sama kamu" kata Alvin yang sudah ber -aku kamu- an dengan kamu.
"Apa?" sahut Ify. Alvin lalu memandang batu nisan Rio.
"Yo, gue mau ngejalanin amanah dari lo" ucap Alvin. Lalu Alvin memandang Ify lagi.
"Fy, aku mau ngejalanin amanah Rio. Aku akan jaga kamu. Meskipun aku bukan yang pertama buat kamu, tapi aku mau jadi yang terakhir buat kamu. Jadi, dengan Rio sebagai saksinya, aku mau memenuhi janjiku dan menjalankan amanah Rio. Alyssa Saufika Umari, would you be my first and last princess? I want you to say 'yes'. I not want you to say 'no' from your little lips. So, what is your answer?" tanya Alvin. Ify terpaku mendengar kata-kata Alvin yang indah.
"Of course I want to be your first and last princess" jawab Ify tersenyum.
"Hah? Bener?" tanya Alvin tak percaya.
"Iyaa. Apa mau aku tarik lagi nih kata-katanya?"
"Eh eh iya iya iya! Jangan dong neng Ipy cantik!" puji Alvin.
"Nah, Yo! Gue akan ngejalanin perintah lo dengan sebaik-baiknya. Gue akan jaga Ify, sampe akhir hayat gue. Makasih banget, Yo! Tanpa lo, gue ga akan bisa sama Ify sekarang. Lo emang sahabat terbaik gue. Mungkin gue ga akan nemuin sahabat kaya lo lagi didunia. Tapi gue ga akan lupain lo. Meskipun lo udah pergi, lo akan tetep jadi sahabat sejati gue selamanya. Udah ya, Yo? Gue ama Ify mau pulang dulu. Kapan-kapan gue kesini lagi deh. Yang tenang ya Yo disana! Gue pamit. Yuk, Fy!" pamit Alvin sambil memegang tangan Ify. Mereka pulang dengan bergandengan tangan. Tanpa mereka sadari, Rio memperhatikan mereka dari tadi.
"Makasih Vin lo udah mau bantuin gue jagain Ify. Makasih juga karna lo udah jadi sahabat gue. Gue tau, meskipun gue udah pergi, kita akan tetep jadi sahabat selamanya. Dan Ify, semoga kamu bahagia sama Alvin. Aku selalu mendoakan yang terbaik buat kalian. Semoga kalian bahagia" kata Rio tersenyum lalu berbalik dan menghilang.
THE END!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar